Suami asal Malang tinggalkan istri (SR)38 tahun yang sedang hamil 9 bulan sendirian di Samarinda. Akibatnya, sang istri harus bergantung makan sehari-hari pada tetangga karena sudah tidak bekerja.
Suami yang berasal dari Malang telah meninggalkannya sejak 8 Mei 2020 dan tidak ada kabar sejak 25 Mei. Ketika pergi, suami SR meminta izin ingin pulang kampung ke Malang, Jawa Timur pada 8 Mei 2020. Namun, hingga sekarang suaminya tidak memberi kabar apapun.
“Sejak 25 Mei 2020 sudah tidak kabar lagi,” ungkap SR sambil menetes air matanya, saat ditemui Kompas.com.
Tidak diberi kabar dan kiriman uang, kini SR bergantung makan dari bantuan tetangga. SR terkadang harus menahan lapar karena ia merasa malu. DItambah laigi beban pikiran biaya persalian yang hanya tinggal menunggu hari membuat SR merasa frustasi.
SR dan suami tidak mempunyai keluarga ataupun kerabat sama sekali di Samarinda. Karena hal inilah SR tidak bisa meminta bantuan.
SR sebelumnya bekerja sebagai pembantu di warung makan dan harus berhenti karena sedang hamil. Sementara, suaminya bekerja serabutan. Keduanya menikh siri seja 2018.
Sama-sama berasal dari Malang dan sama-sama anak yatim piatu yang bertemu di Samarinda membuat SR tidak ingn menyalahkan siapapun termasuk sang suami.
“Istilahnya rumah tangga kan wajar ada pertengkaran. Saya tidak mau menyalahkan pihak manapun. Karena saya juga mungkin ada salah. Sehingga jadi begini,” sambung SR.
Siti Nursiah (33), tetangga kontrakan SR mengatakan sejak suami SR hilang kabar dan SR pun tidak mempunyai apa-apa untuk makan serta biaya persalinan.
“Kadang dia menangis enggak ada kabar dari suaminya dan memikirkan biaya salin. Kalau untuk makan sehari-hari enggak masalah ada kami sini,” kata Siti Nuraisah.
Akhirnya Siti Nursiah berinisiatif menggalang dana lewat media sosail dan mendapatkan banyak bantuan. Bahkan, sudah ada donatur yang siap membiayai persalinan SR.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim,, Rina Zainun mengatakan bahwa timnya sudah menemui SR di kediamannya dan memberi dukungan moral serta bantuan untuk persiapan kelahirannya bayinya.
“Kami mengumpulkan donasi dari banyak pihak baik sembako, perlengkapan bayi dan lainnya. Untuk biaya persalinan sudah dibantu oleh salah satu donator. Yang jelas kami minta yang bersangkutan fokus untuk lahiran anaknya. Jangan pikir macam-macam,” ungkap Rina.
Suami yang berasal dari Malang telah meninggalkannya sejak 8 Mei 2020 dan tidak ada kabar sejak 25 Mei. Ketika pergi, suami SR meminta izin ingin pulang kampung ke Malang, Jawa Timur pada 8 Mei 2020. Namun, hingga sekarang suaminya tidak memberi kabar apapun.
“Sejak 25 Mei 2020 sudah tidak kabar lagi,” ungkap SR sambil menetes air matanya, saat ditemui Kompas.com.
Tidak diberi kabar dan kiriman uang, kini SR bergantung makan dari bantuan tetangga. SR terkadang harus menahan lapar karena ia merasa malu. DItambah laigi beban pikiran biaya persalian yang hanya tinggal menunggu hari membuat SR merasa frustasi.
SR dan suami tidak mempunyai keluarga ataupun kerabat sama sekali di Samarinda. Karena hal inilah SR tidak bisa meminta bantuan.
SR sebelumnya bekerja sebagai pembantu di warung makan dan harus berhenti karena sedang hamil. Sementara, suaminya bekerja serabutan. Keduanya menikh siri seja 2018.
Sama-sama berasal dari Malang dan sama-sama anak yatim piatu yang bertemu di Samarinda membuat SR tidak ingn menyalahkan siapapun termasuk sang suami.
“Istilahnya rumah tangga kan wajar ada pertengkaran. Saya tidak mau menyalahkan pihak manapun. Karena saya juga mungkin ada salah. Sehingga jadi begini,” sambung SR.
Siti Nursiah (33), tetangga kontrakan SR mengatakan sejak suami SR hilang kabar dan SR pun tidak mempunyai apa-apa untuk makan serta biaya persalinan.
“Kadang dia menangis enggak ada kabar dari suaminya dan memikirkan biaya salin. Kalau untuk makan sehari-hari enggak masalah ada kami sini,” kata Siti Nuraisah.
Akhirnya Siti Nursiah berinisiatif menggalang dana lewat media sosail dan mendapatkan banyak bantuan. Bahkan, sudah ada donatur yang siap membiayai persalinan SR.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim,, Rina Zainun mengatakan bahwa timnya sudah menemui SR di kediamannya dan memberi dukungan moral serta bantuan untuk persiapan kelahirannya bayinya.
“Kami mengumpulkan donasi dari banyak pihak baik sembako, perlengkapan bayi dan lainnya. Untuk biaya persalinan sudah dibantu oleh salah satu donator. Yang jelas kami minta yang bersangkutan fokus untuk lahiran anaknya. Jangan pikir macam-macam,” ungkap Rina.